Anak Ayam vs Mata Interview
Foto oleh Muhammad Fawdy: https://www.pexels.com
Sudah lima jam berlalu, aku masih saja duduk di kafe ini dengan gelas kopi yang isinya tidak habis-habis, karena aku mengirit minum agar bisa duduk lebih lama.
Tidak terasa, kafe-nya sudah hampir tutup dan pelayan yang sudah kenal denganku dengan sopan bertanya, “Maaf, Mba Ayu, mau pesan lagi kah? Karena kita sebentar lagi akan tutup.”
Seperti biasa, jawabku adalah terima kasih dan maaf karena sudah duduk terlalu lama dan tidak memesan lagi. Pulangnya, aku akan lanjut lagi membuka laptop di kos untuk apply pekerjaan.
Tiga bulan berlalu sejak lulus kuliah dari kampus ternama, cumlaude, dan jadi salah satu mahasiswa yang lulus tercepat. Namun aku masih di sini. Rasanya tidak terbayangkan lagi, ada malu, lelah, mempertanyakan diri sendiri, dan menghindar dari bertemu dengan teman-teman. Karena itu setiap hari aku sibuk menatap layar laptop dan mengikuti job fair serta wawancara di beberapa tempat yang kusuka maupun tidak kusuka.
Dulu, setiap kali mendengar dan melihat hiruk pikuk Jakarta dari TV maupun media sosial, aku selalu berpikir,
“Hebat sekali orang-orang di Jakarta bisa setiap hari berdesak-desakan di kereta, berlari naik turun tangga, dan berdiri sesak di dalam kereta. Rasa-rasanya aku tidak akan kuat.”
Tapi sekarang aku menjadi bagian dari orang-orang itu. Bukan hanya kereta, aku bahkan menaiki hampir semua jenis transportasi di Jakarta! Aku harus naik ojek online ke stasiun, naik KRL, pindah naik busway, kadang lanjut lagi naik ojek online atau JakLingko.
Sungguh perjuangan untuk menuju lokasi interview terkadang di luar nalarku, bagaikan anak ayam yang baru menetas namun dipaksa langsung berjalan.
Hingga tiba juga hari interview tahap akhir di salah satu perusahaan, di mana ini adalah tahap kesekian setelah proses berkas, FGD, tes psikotes, tes TPA, dan lain-lain yang aku hampir lupa karena begitu banyaknya proses. Ini adalah perusahaan startup yang sudah aku idam-idamkan sejak masih mahasiswa. Aku benar-benar harus memberikan yang terbaik!
Namun, beberapa hari sebelum interview, aku merasa sering pusing dan penglihatan agak kabur. Aku pikir aku hanya sedang kelelahan dan wajar karena kerja di depan laptop terus. Jadi, aku mengabaikannya saja dan tetap fokus belajar tips interview dengan menonton banyak YouTube dan membaca blog tips-tips di internet.
Sayangnya, tepat di hari interview, mataku terasa sangat berat. Kadang berair sendiri, kadang perih. Rasanya sangat tidak nyaman. Mau ke dokter, pastinya tidak sempat lagi. Akhirnya aku mencari di internet, dan dibantu oleh chatgpt, ternyata ada istilah yang baru kutahu: mata kering.
Foto oleh Anna Shvets: https://www.pexels.com
Dan ternyata ini cukup umum, terutama buat yang tiap hari bekerja di depan layar. Gejalanya? Mulai dari mata sepet, perih, sampai cepat lelah. Sangat persis seperti yang aku rasakan.
Untungnya, penanganannya bisa menggunakan obat tetes mata yang khusus untuk mata kering. Tentunya aku cari tahu dulu review dari marketplace, dan akhirnya menemukan satu produk yang sebenarnya namanya sudah sering kudengar. Aku akhirnya memilih insto dry eyes, tetes mata yang memang dirancang khusus untuk mata kering.
Tidak butuh waktu lama berpikir, turun dari KRL aku melipir ke supermarket dekat kantor tempat aku interview, dan senang sekali ketika Insto Dry Eyes-nya tersedia di sana.
Pertama kali coba, efeknya langsung terasa adem, sejuk, dan nyaman. Rasanya seperti baru lap jendela yang buram jadi kinclong lagi. Kebayang, kan? Semoga kebayang yaa! Karena aku begitu senang dan sangat bersemangat melanjutkan perjalanan untuk menyambut interview terakhir ini.
Kalau kamu juga sering kerja di depan laptop, suka merasa Mata SEpet, PErih, LElah, itu gejala mata kering yang perlu diwaspadai ya! #MataKeringJanganSepelein. Coba langsung tetesin Insto Dry Eyes praktis dan bisa dibeli di minimarket terdekat.
Bagiku, ini adalah pertanda baik. Mood-ku jadi sangat baik, dan aku sangat percaya diri untuk interview hari ini. Karena kadang, yang menghalangi langkah besar kita bukan lawan, tapi mata yang tak nyaman. Dan hari ini, #InstoDryEyes, ikut berjasa membukakan jalanku.
Sekarang aku sudah siap! aku yakin, tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Usaha ini mungkin untuk di perusahaan ini, atau mungkin untuk tempat lain yang terbaik untukku. Apapun hasilnya, aku percaya rezeki tidak akan tertukar dari pemiliknya.
Buat kamu yang juga masih berjuang mencari pekerjaan, jangan menyerah! hari baik itu akan tiba jika kamu percaya. Semagaaattt!!
Comments
Post a Comment