Skip to main content

Salam Cinta dari Aku yang Jatuh

Hari ini aku membaca salah satu blog yang ku follow.
Beliau baru saja menerbitkan satu buku yang ternyata selama ini beberapa tulisannya adalah bagian dari "kampanye" sebelum peluncuran buku itu.
Dan aku yang sudah terhanyut akan tulisan dan gaya bahasanya hanya bisa speechless. Wow!

Tulisannya bernuansa sastra dan bahasa puitis yang mendalam, bisa ditebak sehari-harinya pasti menghabiskan waktu dengan membaca, menulis dan menikmati alam.
Aku suka "jenis" orang yang seperti ini, yang bisa melihat kebaikan dalam setiap hal buruk yang terjadi. Dan hal baik yang terjadi adalah berkat.

Dia menulis puisi yang awalnya adalah pesan bersahut-sahutan dengan kekasihnya (yang ternyata juga adalah seorang penulis blog yang sangat puitis, baru nemu blog nya hehe)
Aku suka gaya bahasanya menyampaikan bagaimana dia merasakan cinta dan menemukan seseorang -- The One -- that you don't expect to came but make you falling too deep.
Ya, memang begitulah ketika kamu jatuh cinta -- benar-benar jatuh.

Aku suka bagaimana dia menumpahkan rasa cintanya kedalam bentuk tulisan dan puisi.
Sayangnya di dunia sosial media saat ini (terkadang) mengekspresikan caramu jatuh cinta adalah hal yang tabu sehingga mereka yang jatuh cinta dan mengekspresikannya seolah menjadi norak.

Sepertinya mereka belum pernah benar-benar "jatuh"

Well, mungkin cara-cara seperti ini akan menengahinya dan kamu bisa menikmati cinta sepuas yang kamu mau :)

Salam Cinta dari aku yang jatuh..

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Berhenti Belajar

(Tulisan ini untuk diikutsertakan dalam seleksi www.beasiswadataprint.com dengan tema "Sikap untuk Meningkatkan SDM Indoneisa agar sejajar dengan negara maju" ) Mencetak generasi cerdas! Satu yang menurut saya membedakan masyarakat Indonesia dengan masyarakat negara maju adalah pola pikir tentang belajar dan haus akan pengetahuan.   Dukungan pemerintah terhadap pendidikan atau insentif pendidikan tentu sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan Bangsa ini.  Kesempatan belajar di negara maju membuat anak-anak mengecap pendidikan yang layak sehingga dapat belajar dengan fokus tanpa memikirkan biaya pendidikan yang ditanggung. Namun tulisan ini bukan untuk (sekedar) mengkritik pemerintah namun untuk menitikberatkan perbedaan yang ada. Masalah insentif pendidikan ini lalu merambah ke tenaga pendidik dan minat belajar anak. Jika insentif yang diberikan pemerintah sangat tidak memadai, maka sekolah yang terfasilitasi dan pendidik yang kompeten pun sulit dijump

Headline Kompasiana.com

tampilan headline kompasiana dari facebook Subuh hari ini seperti biasa belum tidur, dan akhirnya memilih untuk menulis. Aku memilih untuk menulis apa yang sedang kupikirkan saja. Kebetulan aku memang sedang kesal karena surfing internet malam ini kurang begitu lancar karena beberapa kendala. Jadilah aku menulisnya dengan judul "kekesalan saat menjelajah internet" Entah kenapa tadi malam itu niat banget untuk menulis di kompasiana. Hitung-hitung juga karna udah lama bikin akunnya tapi belum pernah nge post sesuatu. Pas siang buka internet lagi, what a surprise nya itu ternyata tulisanku  masuk headline kompasiana.com dan udah dibaca sebanyak 842 kali dengan 13 komentar dan 4 bintang (sekitar pukul 14.30), Diluar share di twitter dan facebook. Puji Tuhan banget, senangnya itu bikin senyum-senyum sendiri. Ga nyangka aja langsung segitunya, padahal tulisan di blogspot ini aja dibaca belum nyampe sebanyak itu dalam hitungan waktu sesingkat itu pula hehe.