Skip to main content

Note to self: "Who I am to Judge"

Pagii..


Saat menulis ini aku sedang mendengarkan lagu "Doa mengubah segala sesuatu" agar tetap berfikir positif.

Sambil membaca berita pagi, saya membaca artikel psikologi dan berujung membaca komentar curhat banyak sekali orang tentang hidupnya. Membacanya saja membuat saya sedih. Apalagi membayangkannya.

Sambil membaca, sambil menyadari betapa setiap orang punya masalahnya masing-masing yang mungkin orang sekitarnya pun tidak bisa menyadarinya.

Satu yang membuat saya bertambah sedih adalah kebanyakan dari mereka mendapat bullying.

Teman, menghadapi penderitaanya saja mereka sudah berat. Bagaimana lagi menghadapi bullying dari orang-orang lain apalagi dari orang terdekatnya. Ah..lagi lagi, membaca saja membuat saya sedih.

Teman, jika kalian berniat untuk mem-bully orang lain apalagi menjudge mereka atas penderitaan mereka. Tolonglah, pikirkan kembali.
Bagaimana jika itu terjadi pada orang terdekat kamu. Siapkah kamu?

Memang, masing-masing kita bertanggungjawab atas semua kebaikan keburukan yang kita lakukan dalam hidup.

Tetapi setidaknya sebagai mahluk sosial, kita tidak hidup sendiri dan pasti membutuhkan orang lain. Setidaknya tidak menambah penderitaan orang lain mungkin sudah membantunya untuk setidaknya bertahan.

Stop bullying.

Dan secara pribadi saya sering melatih diri untuk mengatakan:

"Who I am to Judge"

#notetoself

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Pernah Berhenti Belajar

(Tulisan ini untuk diikutsertakan dalam seleksi www.beasiswadataprint.com dengan tema "Sikap untuk Meningkatkan SDM Indoneisa agar sejajar dengan negara maju" ) Mencetak generasi cerdas! Satu yang menurut saya membedakan masyarakat Indonesia dengan masyarakat negara maju adalah pola pikir tentang belajar dan haus akan pengetahuan.   Dukungan pemerintah terhadap pendidikan atau insentif pendidikan tentu sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan Bangsa ini.  Kesempatan belajar di negara maju membuat anak-anak mengecap pendidikan yang layak sehingga dapat belajar dengan fokus tanpa memikirkan biaya pendidikan yang ditanggung. Namun tulisan ini bukan untuk (sekedar) mengkritik pemerintah namun untuk menitikberatkan perbedaan yang ada. Masalah insentif pendidikan ini lalu merambah ke tenaga pendidik dan minat belajar anak. Jika insentif yang diberikan pemerintah sangat tidak memadai, maka sekolah yang terfasilitasi dan pendidik yang kompeten pun sulit dijump

Headline Kompasiana.com

tampilan headline kompasiana dari facebook Subuh hari ini seperti biasa belum tidur, dan akhirnya memilih untuk menulis. Aku memilih untuk menulis apa yang sedang kupikirkan saja. Kebetulan aku memang sedang kesal karena surfing internet malam ini kurang begitu lancar karena beberapa kendala. Jadilah aku menulisnya dengan judul "kekesalan saat menjelajah internet" Entah kenapa tadi malam itu niat banget untuk menulis di kompasiana. Hitung-hitung juga karna udah lama bikin akunnya tapi belum pernah nge post sesuatu. Pas siang buka internet lagi, what a surprise nya itu ternyata tulisanku  masuk headline kompasiana.com dan udah dibaca sebanyak 842 kali dengan 13 komentar dan 4 bintang (sekitar pukul 14.30), Diluar share di twitter dan facebook. Puji Tuhan banget, senangnya itu bikin senyum-senyum sendiri. Ga nyangka aja langsung segitunya, padahal tulisan di blogspot ini aja dibaca belum nyampe sebanyak itu dalam hitungan waktu sesingkat itu pula hehe.