Ini adalah kisah nyata pengantar untuk satu pertanyaan di benak saya saat ini.
Sebut saja namanya mba Bunga.
Beliau adalah mba yang menjaga kosan sekaligus yang mencuci pakaian bagi anak kos yang mau membayar.
Seperti biasa pada bulan lebaran, mba Bunga akan mudik selama dua minggu, dan kebetulan memang saya sudah membayarkan untuk bulan depan sekaligus THR pada saat itu.
Sudah dua minggu setelah lebaran dan Bunga belum juga kembali, sementara saya akan pergi liburan dalam tiga hari lagi. Pagi hari saya bertanya kapan Bunga akan kembali, dan Bunga menjawab sudah dalam perjalanan dan akan sampai hari ini. Lalu saya bertanya apakah mungkin bisa menyelesaikan cuci setrika agar pakaiannya bisa saya gunakan 3 hari lagi. Bunga lalu membalas pesan saya mengatakan bahwa dia disarankan oleh bidan untuk tidak melakukan pekerjaan berat.
Ohiyaaa... saya lupa kalau Bunga sedang hamil! Duh.. rasanya tidak enak hati.
Saya pun ingin membalas pesannya mengatakan maaf saya lupa dan tidak perlu untuk cuci setrika pakaian saya. Namun saya pikir nanti saja balasnya saat sudah sampai kosan dan setelah menyelesaikan cuciannya.
Pulang kantor saya langsung mencuci pakaian, meskipun hanya sebagian yang kira-kira akan saya butuhkan nanti.
Saya masih saja berfikir tidak enak hati ke Bunga. Dalam hati: "saya harus segera membalas pesannya setelah menyelesaikan ini"
Namun karena terlalu lelah saya langsung tertidur. Paginya saya keluar kamar dan heran karena keranjang pakaian kotor saya kosong.
Oh noo... jangan-jangan Bunga mengerjakannya pagi ini. Tidakk.. saya ternyata lupa membalas pesannya!
Pastilah Bunga berfikir saya kecewa sampai-sampai tidak membalas pesannya.
Saya langsung ambil HP dan balas WA nya mengatakan maaf saya lupa balas untuk mengatakan tidak apa-apa dan maaf saya lupa kalau mba Bunga sedang hamil. Dan untuk mengatakan saya sudah cuci kok jadi tidak perlu naik ke lantai dua (kebetulan saya di lantai 2 dan mba Bunga di lantai 1)
Yaampun ga enak hati bgt!
Sebelum berangkat kantor saya ke kamar mba Bunga untuk minta maaf dan mengatakan bahwa sebenarnya pakaian yang saya butuhkan sudah saya cuci, hanya lupa membalas pesannya saja.
Jawaban mba Bunga tentunya bilang tidak masalah kok...
Saya tetap tidak enak hati tapi setidaknya saya menyampaikan bahwa saya sudah cuci yang saya butuhkan untuk liburan nanti, karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan.
-End of story-
.....
Sesampainya di kantor saya berfikir bahwa sangat mungkin miscommunication akan mengarah ke negatif thinking. Jika kamu tidak berbicara maka orang-orang akan berspekulasi atas apa yang kamu pikirkan-termasuk saya sendiri berspekulasi atas apa yang dipikirkan Bunga karena dia tidak balas pesan saya lagi. Ini hanya contoh kecil dalam hal balas membalas pesan di WA.
Ya yang jelas saat ini saya bingung jika ada orang yang salah menilai kita.
Apa yang harus kita lakukan untuk membuktikan pada mereka?
Terutama orang dekat yang sering negatif thinking pada kita. Karena kalau orang yang baru kenal yasudahlah ya..tidak perlu rasanya membuktikan pada mereka siapa kita.
Sebut saja namanya mba Bunga.
Beliau adalah mba yang menjaga kosan sekaligus yang mencuci pakaian bagi anak kos yang mau membayar.
Seperti biasa pada bulan lebaran, mba Bunga akan mudik selama dua minggu, dan kebetulan memang saya sudah membayarkan untuk bulan depan sekaligus THR pada saat itu.
Sudah dua minggu setelah lebaran dan Bunga belum juga kembali, sementara saya akan pergi liburan dalam tiga hari lagi. Pagi hari saya bertanya kapan Bunga akan kembali, dan Bunga menjawab sudah dalam perjalanan dan akan sampai hari ini. Lalu saya bertanya apakah mungkin bisa menyelesaikan cuci setrika agar pakaiannya bisa saya gunakan 3 hari lagi. Bunga lalu membalas pesan saya mengatakan bahwa dia disarankan oleh bidan untuk tidak melakukan pekerjaan berat.
Ohiyaaa... saya lupa kalau Bunga sedang hamil! Duh.. rasanya tidak enak hati.
Saya pun ingin membalas pesannya mengatakan maaf saya lupa dan tidak perlu untuk cuci setrika pakaian saya. Namun saya pikir nanti saja balasnya saat sudah sampai kosan dan setelah menyelesaikan cuciannya.
Pulang kantor saya langsung mencuci pakaian, meskipun hanya sebagian yang kira-kira akan saya butuhkan nanti.
Saya masih saja berfikir tidak enak hati ke Bunga. Dalam hati: "saya harus segera membalas pesannya setelah menyelesaikan ini"
Namun karena terlalu lelah saya langsung tertidur. Paginya saya keluar kamar dan heran karena keranjang pakaian kotor saya kosong.
Oh noo... jangan-jangan Bunga mengerjakannya pagi ini. Tidakk.. saya ternyata lupa membalas pesannya!
Pastilah Bunga berfikir saya kecewa sampai-sampai tidak membalas pesannya.
Saya langsung ambil HP dan balas WA nya mengatakan maaf saya lupa balas untuk mengatakan tidak apa-apa dan maaf saya lupa kalau mba Bunga sedang hamil. Dan untuk mengatakan saya sudah cuci kok jadi tidak perlu naik ke lantai dua (kebetulan saya di lantai 2 dan mba Bunga di lantai 1)
Yaampun ga enak hati bgt!
Sebelum berangkat kantor saya ke kamar mba Bunga untuk minta maaf dan mengatakan bahwa sebenarnya pakaian yang saya butuhkan sudah saya cuci, hanya lupa membalas pesannya saja.
Jawaban mba Bunga tentunya bilang tidak masalah kok...
Saya tetap tidak enak hati tapi setidaknya saya menyampaikan bahwa saya sudah cuci yang saya butuhkan untuk liburan nanti, karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan.
-End of story-
.....
Sesampainya di kantor saya berfikir bahwa sangat mungkin miscommunication akan mengarah ke negatif thinking. Jika kamu tidak berbicara maka orang-orang akan berspekulasi atas apa yang kamu pikirkan-termasuk saya sendiri berspekulasi atas apa yang dipikirkan Bunga karena dia tidak balas pesan saya lagi. Ini hanya contoh kecil dalam hal balas membalas pesan di WA.
Ya yang jelas saat ini saya bingung jika ada orang yang salah menilai kita.
Apa yang harus kita lakukan untuk membuktikan pada mereka?
Terutama orang dekat yang sering negatif thinking pada kita. Karena kalau orang yang baru kenal yasudahlah ya..tidak perlu rasanya membuktikan pada mereka siapa kita.
Comments
Post a Comment